KLASIFIKASI
MATERIAL
AGUNG
BUDI LAKSONO
201310120311036
TEKNIK
MESIN
1
A
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2013/2014
Klasifikasi Material
*LOGAM*
Secara
garis besar material teknik dapat diklasifikasikan menjadi :
- Material logam
- Material non logam
Berdasarkan
pada komposisi kimia, logam dan paduannya dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu:
- Logam besi / ferrous
- Logam non besi / non ferrous
Logam
besi (ferrous)
yaitu suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon
dengan besi. Jenis-jenis logam ini antara lain yaitu besi tuang, besi
tempa, baja lunak, baja karbon sedang, baja karbon tinggi, serta baja
karbon tinggi dan campuran.
Logam
Besi (Ferrous) terdiri menjadi dua yaitu;
Baja
(Steel)
Baja
paduan adalah baja paduan dengan berbagai elemen dalam jumlah total
antara 1,0% dan 50% berat untuk meningkatkan sifat mekanik. Baja
Paduan dipecah menjadi dua kelompok:
1).
Baja paduan rendah (low alloy steel)
Baja
paduan rendah biasanya digunakan untuk mencapai hardenability lebih
baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan sifat mekanis lainnya.
Mereka juga digunakan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam
kondisi lingkungan tertentu. Dengan menengah ke tingkat karbon
tinggi, baja paduan rendah sulit untuk las. Menurunkan kandungan
karbon pada kisaran 0,10% menjadi 0,30%, bersama dengan beberapa
pengurangan elemen paduan, meningkatkan weldability dan sifat mampu
bentuk baja dengan tetap menjaga kekuatannya. Seperti logam
digolongkan sebagai baja paduan rendah kekuatan tinggi.
Baja
paduan rendah dikelompokan menjadi 3 yaitu:
a).
Baja Karbon Rendah (low carbon steel)
Baja
ini dengan komposisi karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur
mikronya adalah ferrit dan perlit. Baja ini tidak bisa dikeraskan
dengan cara perlakuan panas (martensit) hanya bisa dengan pengerjaan
dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki keuletan dan
ketangguhan yang baik. Serta mampu mesin (machinability) dan mampu
las nya (weldability) baik.
b).
Baja Karbon Sedang ( medium carbon steel)
Baja
Mil memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat). Dapat
dikeraskan dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga fasa
austenit dan setelah ditahan beberapa saat didinginkan dengan cepat
ke dalam air atau sering disebut quenching untuk memperoleh fasa ang
keras yaitu martensit. Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa
(plain) dan baja mampu keras. Kandungan karbon yang relatif tinggi
itu dapat meningkatkan kekerasannya. Namun tidak cocok untuk di las,
dengan kata lain mampu las nya rendah. Dengan penambahan unsur lain
seperti Cr, Ni, dan Mo lebih meningkatkan mampu kerasnya. Baja ini
lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk komponen mesin,
roda kereta api, roda gigi (gear), poros engkol (crankshaft) serta
komponen struktur yang memerlukan kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan
tangguh.
c). Baja Karbon
Tinggi (high carbon steel)
Baja
karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat).
Kekerasan dan kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang.
baja ini cocok untuk baja perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat
kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat dikeraskan dan ditemper
dengan baik. Baja ini terdiri dari baja karbon tinggi biasa dan baja
perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V, W,
dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan
karbon menjadi senyawa yang sangat keras sehingga ketahanan aus
sangat baik.
2).
Baja Paduan Tinggi (high alloy steel)
Baja
paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan
stainless steel dan baja tahan panas. Baja ini memiliki ketahanan
korosi yang baik, terutama pada kondisi atmosfer. Unsur utama yang
meningkatkan korosi adalah Cr dengan komposisi paling sedikit
11%(berat). Ketahanan korosi dapat juga ditingkatkan dengan
penambahan unsur Ni dan Mo. Baja tahan karat dibagi menjadi tiga
kelas utama yaitu jenis martensitik, feritik, dan austenitik. Jenis
martensitik dapat dikeraskan dengan menghasilkan fasa martensit. Baja
tahan karat austenitik memiliki fasa y (austenit) FCC baik pada
temperatur tinggi hingga temperatur kamar. Sedangkan jenis feritik
terdiri dari fasa ferrit (a) BCC. Untuk jenis austenitik dan feritik
dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin (cold working). Jenis
Feritik dan Martensitik bersifat magnetis sedangkan jenis austenitik
tidak magnetis.
Klasifikasi
ikatan logam menurut golongannya adalah:
1.
Ikatan Logam pada Unsur Transisi
Logam
transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada
dalam kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak
elektron yang dapat terlibat, kecenderungan daya tarik akan semakin
lebih kuat. Contoh ikatan logam pada unsur transisi transisi adalah
Ag, Fe, Cu dan lain-lain.
2.
Ikatan logam pada unsur golongan utama
Ikatan logam pada unsur golongan
utama relatif lebih lemah dibandingkan dengan dengan unsur golongan
transisi. Contohnya kristal besi lebih kuat dibandingkan dengan
kristal logam magnesium.
Berdasarkan
unsur penyusunnya dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Ikatan logam antar unsur sejenis
Misalnya Ikatan antara unsur
litium dengan unsur litium yang lainnya.
2.
Ikatan logam antar unsur yang berbeda jenis (alloy).
Bahan-bahan
logam yang bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam tetapi
telah dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain disebut alloy
atau sering disebut lakur atau paduan. Alloy terbentuk apabila
leburan dua atau lebih macam logam dicampur atau leburan suatu logam
dicampur dengan unsur-unsur nonlogam yang campuran tersebut tidak
saling bereaksi serta masih menunjukan sifat sebagai logam setelah
didinginkan.
Alloy
dibagi menjadi dua macam yaitu alloy selitan dan alloy
substitusi. Disebut
alloy selitan bila jari-jari atom unsur yang dipadukan sama atau
lebih kecil dari jari-jari atom logam. Sedangkan
alloy substitusi terbentuk apabila jari-jari unsur yang dipadukan
lebih besar dari jari-jari atom logam.
Logam-logam
non (non
ferrous)
besi merupakan meterial yang mengandung sedikit atau sama sekali
tanpa besi. Dalam dunia teknik mesin, logam (terutama logam besi /
baja) merupakan material yang paling banyak dipakai, tetapi
material-material lain juga tidak dapat diabaikan. Material non logam
sering digunakan karena meterial tersebut mempunyai sifat yang khas
yang tidak dimiliki oleh material logam.
Logam
merupakan unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Logam umumnya
berwujud padat pada suhu tekanan normal,dan umumnya logam dapat
ditempa.
Bahan-bahan Logam
yang digunakan secara umum
- Besi (Iron) Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir yang disebut sebagai “Cast Iron” (besi tuang) sebagai bahan baku produk, dimana besi tuang akan diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan berbagai jenis baja.
- Tembaga (Copper) Tembaga murni digunakan secara luas pada industri perlistrikan, dimana salah satu sifat yang baik dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati tegangannya rendah. Pada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya menjadi kuat, paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass), atau dicampur Timah (Tin) untuk menjadi Bronze. Brass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi. Produk Brass yang berbentuk lembaran (sheet) sangat liat, dibentuk melalui pressing dan deep-drawing. Bronze yang diproduksi dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsur Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-Bronze. Bahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik.
- Timah hitam atau Timbal (Lead) Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri Kimia. Bahan Timah Hitam (Plumber) juga sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin (Machinability).
- Seng (Zinc) Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass). Dengan menambah berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen Automotive. Seng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk lapisan anti karat pada baja.
- Aluminium (Aluminium) Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft, automobiles serta peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringan. Aluminium juga digunakan secara luas sebagai bahan struktur peralatan dapur saerta berbagai pembungkus yang tahan panas.
- Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam.
- Titanium (Ti) Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga temperature 4000C memiliki berat jenis 4,5 kg/dm3. Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium.
Dalam
ilmu logam, jenis-jenis logam dikelompokkan menjadi 4 kelompok,
yaitu:
- Logam berat (besi, nikel, khrom, tembaga, timah hitam, timah putih, timah, dan seng).
- Logam ringan (alumunium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, dan barium).
- Logam mulia (emas, perak, dan platina).
- Logantahan api (wolfram, titanium, sirkonium, dan molibden).
Unsur-unsur
logam
Nama
Indonesia
|
Nama Latin
|
Lambang Unsur
|
Bentuk Fisik
|
aluminium
|
aluminium
|
Al
|
padat, putih
keperakan
|
barium
|
barium
|
Ba
|
padat, putih
keperakan
|
besi
|
ferrum
|
Fe
|
padat, putih
keperakan
|
emas
|
aurum
|
Au
|
padat,
berwarna kuning
|
kalium
|
kalium
|
K
|
padat, putih
keperakan
|
kalsium
|
calsium
|
Ca
|
padat, putih
keperakan
|
kromium
|
chromium
|
Cr
|
padat, putih
keperakan
|
magnesium
|
magnesium
|
Mg
|
padat, putih
keperakan
|
mangan
|
manganium
|
Mn
|
padat, putih
abu-abu
|
natrium
|
natrium
|
Na
|
padat, putih
keperakan
|
nikel
|
nickelium
|
Ni
|
padat, putih
keperakan
|
Berbagai Macam Sifat Logam
Logam
mempunyai beberapa sifat antara lain: sifat mekanis, sifat fisika,
sifat kimia, dan sifat pengerjaan. Sifat
mekanis
adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban yang diberikan pada
logam tersebut. Yang termasuk sifat mekanis pada logam, antara lain:
kekuatan bahan (strength),
kekerasan elastisitas, kekakuan, plastisitas, kelelahan bahan, sifat
fisika, sifat kimia, dan sifat pengerjaan.
Rockwell Hardness
Test
ini
adalah salah satu contoh alat pengujian logam.
Kekuatan
(strength)
adalah kemampuan material untuk menahan tegangan tanpa kerusakan.
Beberapa material seperti baja struktur, besi tempa, alumunium, dan
tembaga mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir sama. Ukuran
kekuatan bahan adalah tegangan maksimumnya, atau gaya terbesar
persatuan luas yang dapat ditahan bahan tanpa patah. Untuk mengetahui
kekuatan suatu material dapat dilakukan dengan pengujian tarik,
tekan, atau geser.
Kekerasan
(hardness)
adalah ketahanan suatu bahan untuk menahan pembebanan yang dapat
berupa goresan atau penekanan. Untuk mengetahui kekerasan suatu
material digunakan Uji Brinell. Kekakuan adalah ukuran kemampuan
suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk atau deformasi setelah
diberi beban. Kelelahan bahan adalah kemampuan suatu bahan untuk
menerima beban yang berganti-ganti dengan tegangan maksimum diberikan
pada setiap pembebanan.
Elastisitas
adalah
kemampuan suatu bahan untuk kembali ke bentuk semula setelah menerima
beban yang mengakibatkan perubahan bentuk. Elastisitas ini penting
pada semua struktur yang mengalami beban yang berubah-ubah terlebih
pada alat-alat dan mesin-mesin presisi.
Plastisitas
adalah kemampuan suatu bahan padat untuk mengalami perubahan bentuk
tetap tanpa ada kerusakan. Sifat
fisika
adalah karakteristik suatu bahan ketika mengalami peristiwa fisika
seperti adanya pengaruh panas atau listrik. Yang termasuk sifat-sifat
fisika adalah sebagai berikut: titik lebur, kepadatan, daya hantar
panas, dan daya hantar listrik. Sifat
kimia
adalah kemampuan suatu logam dalam mengalami peristiwa korosi. Korosi
adalah terjadinya reaksi kimia antara suatu bahan dengan
lingkungannya. Secara garis besar ada dua macam korosi, yaitu korosi
karena efek galvanis dan reaksi kimia langsung.
Keuletan
(ductility)
adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan
aplikasi kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur.
Keuletan biasanya diukur dengan suatu periode tertentu, persentase
keregangan. Sifat ini biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan
bahan yang memiliki sifat ini antara lain besi lunak, tembaga,
aluminium, nikel, dll.
Ketangguhan
(toughness)
merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan.
Kegetasan
(brittleness)
adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan
keuletan. Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu
material dengan sedikit pergeseran permanent. Material yang rapuh ini
juga menjadi sasaran pada beban regang, tanpa memberi keregangan yang
terlalu besar. Contoh bahan yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu
besi cor.
Kelelahan
(fatigue)
merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima
beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah
batas kekakuan elastiknya.
Melar
(creep) merupakan
kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik bila
pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang
lama pada suhu yang tinggi.
Kekerasan
(hardness)
merupakan
ketahanan material terhadap penekanan atau indentasi / penetrasi.
Sifat ini berkaitan
dengan sifat tahan aus (wear resistance) yaitu ketahanan material
terhadap penggoresan atau pengikisan.
*NON
LOGAM*
Non
logam merupakan unsur yank tidak memiliki sifat seperti logam. Pada
umumnya unsure non logam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan
normal. Bahan
nonlogam dapat dibagi menjadi bahan organik (bahan yang berasal dari
alam) dan bahan anorganik.
Bahan
non logam dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu:
- Bahan sintetis adalah bahan bahan bukan logam yang telah mengalami proses kimia. Contoh: plastik, nilon, karet sintetis,dll.
- Bahan alami adalah bahan bukan logam yang belum mengalami proses kimia atau yang sudah mengalami proses fisika.
Bahan
alami dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
- Bahan alami murni: yaitu bahan bukan logam yang belum mengalami proses kimia. Contoh: siisium, belerang, batu bara, miyak bumi, dan semua bahan bahan logam yang baru diambil dari sumbernya atau sebagai bahan asal pembuatan bahan sintetis.
- Bahan alami olahan: yaitu bahan bukan logam yang sudah mengalami proses fisika, artinya semua sifat sifat bahan tersebut masih dapat dikenali. Contoh: kulit, kertas, arang kayu.
Material
non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:
- Keramik
- Plastik (polimer)
- Komposit
Material
keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa
(compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan
Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam. material jenis
keramik semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat
potong, batu tahan api, kaca, dan lain-lain, bahkan teknologi roket
dan penerbangan luar angkasa sangat memerlukan keramik.
Plastik
(polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan rantai
molekul yang sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling
mengikat. Pemakaian plastik juga sangat luas, mulai peralatan rumah
tangga, interior mobil, kabinet radio/televisi, sampai konstruksi
mesin.
Komposit
merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih, yang
sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya.
Komposit selain dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat
terjadi secara alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari serat
selulose yang berada dalam matriks lignin. Komposit saat ini banyak
dipakai dalam konstruksi pesawat terbang, karena mempunyai sifat
ringan, kuat dan non magnetik.
Bahan
paduan logam dan bukan logam
Merupakan
paduan dua buah bahan atau lebih dimana komposisi kimia dari bahan
tersebut tidak berubah. Tetapi terjadi perubahan bentuk maupun
sifat-sifatnya. Contoh: kuningan (CuZn) =tembaga (cu) + seng (Zn)
Macam-macam
bahan paduan
- Bahn paduan adalah suatu bahan campuran dari dua macam bahan logam atau lebih yang dipadukan dalam keadaan cair. Contoh: perunggu, kuningan, baja nikel, baja krom,dll.
- Bahan anyaman adalah suatu bahan campuran dari dua bahan atau lebih yang diperkuat dengan jalan anyaman. Contoh: sabuk ban, kanvas rem.
- Bahan lapisan adalah campuran dua bahan yang diperkuat dengan lapisan bahan lain. Contoh: paking kepala silinder, kaca lapis.
- Bahan lapis permukaan adalah campuran bahan yang bertujuan untuk melindungi bahan terhadap karat, korosi, dan memberi daya tahan terhadap gesekan. Contoh: vernikel, galvanis.
Unsur-unsur
non logam
Nama
Indonesia
|
Nama Latin
|
Lambang Unsur
|
Bentuk Fisik
|
belerang
|
sulfur
|
S
|
padat, kuning
|
bromin
|
bromium
|
Br
|
cair, cokelat
kemerahan
|
fluorin
|
fluorine
|
F
|
gas, kuning
muda
|
fosforus
|
phosphorus
|
P
|
padat, putih
dan merah
|
helium
|
helium
|
He
|
gas, tidak
berwarna
|
hidrogen
|
hydrogenium
|
H
|
gas, tidak
berwarna
|
karbon
|
carbonium
|
C
|
padat, hitam
|
klorin
|
chlorine
|
Cl
|
gas, kuning
kehijauan
|
neon
|
neon
|
Ne
|
gas, tidak
berwarna
|
nitrogen
|
nitrogenium
|
N
|
gas, tidak
berwarna
|
oksigen
|
oxygenium
|
O
|
gas, tidak
berwarna
|
silikon
|
silicium
|
Si
|
padat,
abu-abu mengkilap
|
iodin
|
iodium
|
I
|
padat, hitam
(uapnya berwarna ungu)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar